Saat ini dunia dikejutkan dengan wabah penyakit yang membahayakan bagi manusia, Wabah tersebut bernama Corona atau disebut dengan covid 19. Dikarenakan wabah ini telah menjalar keseluruh dunia maka WHO 11 maret 2020 menetapkan sebagai pandemik global. Ditetapkannya sebagai pandemi tentu hal itu mengubah seluruh program kerja dunia pendidikan yang telah disusun sebelumnya. Namun, apapun yang terjadi sekarang kita tidak bisa menyalahkan keadaan dan kita tetap harus menjalankan tugas kita seperti mana biasa dengan menaati peraturan yang ada.
Berkecimpung di dunia pendidikan adalah profesi yang sangat mulia, sekaligus penuh dengan tantangan. Berbagai keluh kesah yang acapkali terdengar dari mulut seorang tenaga pendidik, bagiamaan menghadapi karakter peserta didik yang sangat berbeda. Terutama yang mengajar di Sekolah Luar biasa (SLB), yang mana memiliki banyak jenis dan karakter siswa seperti Tunanetra, Tunarungu, Tunagrahita, Tunadaksa, Autism dan sebagainya.
Dengan adanya covid ini pemerintah melalui menteri pendidikannya menyampaikan bahwa kegiatan tatap muka siswa ke sekolah ditiadakan dan menjalankan kegiatan pembelajaran dengan metode online atau sering disebut dengan daring atau luring. Bagaimana tidak, bagi orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus atau di SLB pasti sangatlah sulit menerapkan pembelajar online dikarenakan karakter anak ABK yang bermacam-mcam bentuk perilaku. Salah satu kalimat yang menjadi trending topic dalam beberapa hari terakhir adalah ‘pembelajaran daring bikin darting’. Maksudnya, pembelajaran dalam jaringan membuat orang tua jadi ‘darah tinggi’.
Akhirnya akibat diberlakukannya sistem pembelajran daring dari sekolah banyak orang tua sudah mengeluhkan beratnya sistem pembelajaran jarak jauh yang dijalankan putra-putrinya, adapun hal yang banyak dikeluhkan oleh orang adalah sebagai berikut :
- Mulai dari Gadged/Hp yang harus dimiliki dan dipahami penggunaannya setiap orang tua sedangkan tidak semua orang tua ataupun siswa yang mengerti atau paham tentang penggunaan dari media sosial saat ini, terkhusus lagi bagi anak-anak berkebutuhuan khusus
- Butuh jaringan internet yang memadai yang mana orang tu harus memiliki anggaran tambahan untuk kuota.
- Tidak cukup waktu untuk mendampingi anak-anaknya untuk belajar di rumah.
- Hingga sejumlah keriwehan terkait pembelajaran daring yang cukup membuat para orang tua, khususnya ibu menjadi pusing.
Keluhan terkait pembelajaran daring ini banyak dijumpai di media sosial Facebook, grup WA orang tua bahkan obrolan-obrolan santai para orang tua di saat berkumpul. Bahkan orang tua menganggap pembelajaran online tidak efektif. Selain itu tidak hanya orang tua yang mengeluh terhadap system pembelajaran saat ini, bahkan para siswa sendiri yang mengeluhan banyaknya tugas yang diberikan oleh guru mereka sehingga mereka capek dan kelelahan menyelesaikan tugas yang mereka kerjakan.
Oleh karena itu, orang tua sangat berharap pandemic yang terjadi sekarang cepat hilang dan sekolah kembali seperti semula, sehingga anak mereka bisa belajar dengan semana biasa dan mereka tidak pusing lagi menghadapi proses belajar yang memusingkan saat ini.
{Ikang Patrizal, S.Pd}
Daftar Pustaka :