Pada dasarnya pendidikan anak merupakan menjadi tanggung jawab orangtua sebagai sentral pendidikan untuk anak yang paling penting dan menentukan. Selain itu seorang anak memperoleh pendidikan, pengarahan, pembinaan serta pembelajaran untuk yang pertama kalinya dari orangtua dalam lingkungan keluarganya. Sehingga peran orang tua sangat penting dan menentukan dalam tumbuh kembang anak termasuk bagi anak berkebutuhan khusus.
Orang tua merupakan guru bagi anak tidak terkecuali anak berkebutuhan khusus dalam lingkungan keluarga, di mana orang tua merupakan guru yang pertama kali memberikan pendidikan, pengarahan dan lain sebagainya. Kemudian ketika orang tua mensekolahkan anak mereka yang mengalami kebutuhan khusus, maka segala sesuatu yang disampaikan oleh guru di sekolah pastinya akan ditindak lanjuti oleh para orang tua di rumah. Disinilah kita bisa melihat peran penting orang tua untuk menjadikan anak berkebutuhan khusus menjadi seorang anak yang mandiri.
Namun pada kenyataannya tidak sedikit orangtua memiliki perilaku malu memiliki anak berkebutuhan khusus. Perilaku malu ini ditunjukkan dengan sikap membatasi anak, seperti anak selalu disembunyikan, dikurung di dalam rumah, tidak dikenalkan dengan lingkungan, sehingga anak yang memiliki hambatan akan semakin mengalami keterlambatan dalam perkembangannya.
Berbagai macam hambatan yang dimiliki oleh anak yang berkebutuhan khusus seperti hambatan bicara, sosial emosional, komunikasi interaksi, fisik motorik, intelektual, dan hambatan pendengaran. Hambatan tersebut akan mengalami perkembangan jika didukung oleh orangtua dan lingkungannya. Akan tetapi, jika orangtua menutupi anak dengan berkebutuhan khusus maka anak tersebut akan semakin mengalami penurunan kemampuan. Bagi orangtua yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus hendaknya siap menerima kondisi anak dan meberikan pengasuhan, pendidikan dan pengawasan awal bagi anak tersebut, sehingga anak dapat berkembang dengan baik dan memiliki kemandirian sedini mungkin.